Saturday, January 4, 2014

akhlaq menurut pandangan islam



AKHLAQ MENURUT PANDANGAN ISLAM

I.   Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga hubungan untuk berbuat sesuatu. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia sesama manusia, dan manusia dengan dirinya sendiri. Ketiga Hubungan ini mengajak manusia mengambil sikap baik sesuai pemikirannya termasuk akhlak.
Dalam perspektif Islam, Islam merangkum Aqidah dan Akhlak. Akhlak merupakan bagian dari syariat Islam. Akhlak adalah roh kepada risalah Islam sementara syariat adalah lembaga jelmaan mengandung roh akhlak. Akhlaq ini tidak dijadikan dasar terbentuknya suatu masyarakat, tetapi salah satu dasar pembentukan individu. Masyarakat tidak dapat diperbaiki dengan akhlak, melainkan dengan dibentuknya pemikiran-pemikiran, perasaan Islami, serta diterapkannya peraturan Islam.
Untuk menilai baik buruknya suatu akhlak, dapat ditinjau dengan dua pendekatan, yaitu kebenaran relative dan kebenaran mutlak. Dalam pendekatan kebenaran relative, nilai sebuah akhlak menjadi relative karena disandarkan pada penilaian subjektif manusia. Akhlak dianggap baik oleh masyarakat di suatu tempat belum tentu baik bagi masyarakat di tempat lain, misalnya bagi orang-orang barat bergaul bebas antara lawan jenis. Namun bagi orang-orang Islam hal seperti itu tentunya sangat dilarang. Semua tergantung dari pemahaman manusia tentang perbuatan seseorang dan kebiasaan atau kebudayaan di suatu tempat. Dalam pendekatan kebenaran mutlak hanya ada satu sudut pandang menyatakan akhlak itu baik atau buruk. Tidak ada perdebatan diantaranya karena sumber dari penetapan baik dan buruk itu bersifat pasti. Sebab perintah dan larangan Allah SWT terdapat dalam Al-Quran.[1] Al-quran merupakan parameter penentu baik buruknya suatu akhlak tanpa memperhatikan apakah perasaan manusia menganggapnya baik atau buruk.
Dari kedua pendekatan diatas, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa penilaian sebuah ahlak hendaklah disandarkan pada kebenaran mutlak yang terdapat dalam Al-Quran. Selain itu, akhlak yang biasa kita kategorikan sebagai akhlak yang baik seperti jujur, sopan, ramah, dan lain-lain bisa saja menjadi akhlak yang buruk jika hal itu bertentangan dengan perintah dan larangan Allah SWT. Misalnya, jujur kepada musuh saat perang sangat tidak diperbolehkan karena dapat merugikan. Pada konteks ini jujur termasuk akhlak yang tercela karena bisa membocorkan rahasia Negara atau saat perang kita bersikap lemah lembut terhadap musuh, hal itu tidak diperbolehkan karena sudah menjadi kewajiban kita untuk mengalahkan musuh saat terjadi peperangan.
Jika diperhatikan dalam tujuan agama islam, akhlak merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak kepada siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah SWT, maka ia tidak akan memiliki akhlah positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah SWT, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
Selain berakhlak kepada Allah SWT, juga sebagai umat muslim harus mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-satunya manusia paling mulia didunia dan memang Allah telah memerintahkan manusia untuk berakhlak kepadanya
  Dalam makalah ini penulis dari kelompok satu akan membahas tentang akhlaq dalam pandangan Islam. Dalam pembahasan tersebut, akan mencoba menjelaskan tentang definisi aklaq dalam pandangan islam, menyebutkan ciri-ciri akhlaq Islamiah, fungsi akhlaq, pembentukan akhlak menurut Islam, akhlaq baik menurut islam, dan akhlaq seorang muslim.

II.   Pembahasan
A.    Definisi Akhlaq dalam Pandangan Islam
Definisi Akhlaq dalam Islam tidaklah hanya dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang akhlaq, namun dalam hadits, kitab-kitab, serta pendapat para ahli mempunyai pendapat tentang Ahlak. Dalam bahasa Arab akhlaq adalah Budi pekerti, perangai, sikap, tabiat. Akhlaq pun dalam sebuah artikel di Internet, mengemukakan dalam kitab Is’af thalibi Ridhol Khollaq bibayani Makarimil menjelaskan bahwa, Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin bersifat maknawi dan rohani.[2] Sementara dalam Kamus Dewan Akhlaq adalah budi pekerti, kelakuan, watak, pengetahuan berkaitan dengan kelakuan dan tingkah laku manusia (baik dan jahat)
Dalam perpektif Islam, Ahmad Amin berpendapat, akhlaq dalam Ilmu Islam adalah ilmu yang menjelaskan Arti baik/buruk, menerangkan apa yang harus dilakukan oleh manusia kepada manusia lain dan tujuan perbuatan manusia. Kemudian pendapat Imam al-Ghazali, akhlaq adalah sifat tertanam dalam jiwa, daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu, serta Menurut Ibnu Maskawih,  Akhlaq adalah keadaan jiwa mendorong melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu.[3]
B.     Istilah-istilah lain dari akhlak
Dalam pembahasan akhlak atau ilmu akhlak ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak atau ilmu akhlak tersebut. Istilah-istilah itu adalah:
1.      Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah ya’qub “ etika adalah ilmu menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran
2.      Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos  yang berarti adat kebiasaan. Moral merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk. Perbedaan antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.
3.      Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila berasal dari bahasa sangsekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang berkelakuan buruk.
C.    Macam-macam Akhlaq
1.      Akhlaq mulia
-          Ihsan
-          Menyampaikan amanat
-          Etika terhadap Nabi
1.      Memanggil Nabi dengan namanya
2.      Meninggikan suara melebihi suara Nabi
3.      Etika berbicara dengan Nabi
4.      Memohon diri kepada Nabi saat meninggalkan majlisnya
5.      Pembicaraan khusus dengan Nabi
-          Mendamaikan perselisihan antar manusia
-          Mendamaikan antara suami dan isteri
-          Inabah (taubat)
-          Infaq
Funsi infaq:
Infaq-pelindung dari api neraka
-          Melindungi janda-janda dan orang miskin
-          Mendahulukan kepentingan orang lain
-          Menyempurnakan takaran dan timbangan
-          Berbakti kepada kedua orang tua
-          Silaturahmi
-          Rendah diri dan khusyuk
-          Tolong menolong
-          Berserah diri
-          Takwa
-          Mengagungkan syi'ar Allah tanda ketakwaan hati
2.      Akhlaq-Akhlaq buruk
-          Menuruti hawa nafsuMengikuti prasangka
-          Berbaur dengan orang-orang bodoh
-          Orang yang paling jelek di sisi Allah
-          Beretika buruk terhadap Allah
-          Sombong dan berbangga-bangga
-          Memanggil dengan nama (julukan) yang jelek
-          Menipu
-          Berlebih-lebihan
-          Menyebarkan Kejelekan
-          Permusuhan
-          Makan riba
D.    Seorang muslim  wajib berakhlaq
Akhlak diartikan sebagai sikap atau perbuatan dilakukan oleh manusia kepada Tuhan sebagai khaliq. Sikap atau perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut dalam latar belakang. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.
1.      karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
̍Ý=sù ß`»|¡RM}$# §NÏB t,Î=äz ÇÎÈ   t,Î=äz `ÏB &ä!$¨B 9,Ïù#yŠ ÇÏÈ   ßlãøƒs .`ÏB Èû÷üt/ É=ù=Á9$# àYuùÉ=ͬ!#uŽ©I9$#ur ÇÐÈ
Artinya : “(5). Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar, (7). Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada”.

2.      karena Allah SWT –lah telah memberi perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78 :
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
Artinya : “(78). Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.

3.      karena Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :

* ª!$# Ï%©!$# t¤y â/ä3s9 tóst7ø9$# y̍ôftGÏ9 à7ù=àÿø9$# ÏmÏù ¾Ín̍øBr'Î/ (#qäótGö;tGÏ9ur `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ö/ä3¯=yès9ur tbrãä3ô±s? ÇÊËÈ   t¤yur /ä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd çm÷ZÏiB 4 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcr㍩3xÿtGtƒ ÇÊÌÈ  
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.

4.      Allah SWT –lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’ ayat 70 :

* ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ  
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di ats banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.[4]

Dari uraian diatas, memang perlu untuk berakhlak kepada Allah SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan terdapat perintah Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai seorang muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.

E.     Akhlaq seorang muslim di Indonesia lemah
Sesuai dari kondisi di Indonesia, akhlaq akan lemah jika dilihat dalam pandangan Islam. Ini disebabkan karena keimanan seorang muslim sedikit demi sedikit akan melemah akibat perkembangan zaman. Moral manusia lebih mengarah pada moral sekuler. Kata seculer ini dari kata latin saeculum, artinya ruang dan waktu. Ruang ini menunjuk pada pengertian duniawi, sedangkan waktu menunjuk pada pengertian sekarang atau zaman kini.
Sebagai contoh, dapat mengambil sebuah cerita tentang moral sekuler. Cerita yang dimaksud adalah seseorang mengambil atau mencuri mayat atau pun tali mayat itu sendiri disebuah kuburan. kemudian dari salah satu hasil curian itu dipakai misalnya tali mayat. Kebiasaan yang seperti ini dilarang, sebagaimana dalam sebuah hadits di sebutkan bahwa “haram menggambar binatang dan haram menggunakan permadani dan sebagainya yang jarang dipakai dan yang ada gambarnya serta bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang ada gambar atau ada anjingnya.
Dari larangan diatas akan diuraikan sedikit penjelasan melalui hadits para ulaman antara lain:
1.      Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Kami mempunyai tirai bergambar burung. Orang yang hendak masuk tentu akan melihat tirai bergambar itu. Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Gantilah tirai ini sebab setiap kali aku masuk dan melihatanya aku menjadi teringat akan dunia. Aisyah ra. berkata: Kami mempunyai sepotong kain beludru yang biasa kami sebut bergambar sutera dan kami memakainya.” (Shahih Muslim No.3934)
2.      Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Setiap tukang gambar itu akan masuk neraka. Allah akan menjadikan baginya dengan setiap gambar yang ia buat sesosok jiwa yang akan menyiksanya di neraka Jahanam”. (Shahih Muslim No.3945)
3.      Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Siapa lagi orang yang lebih zalim dari pada orang yang mencoba membuat ciptaan seperti ciptaan-Ku? Mereka boleh mencoba menciptakan sebuah atom atau menciptakan biji-bijian atau menciptakan jelai”. (Shahih Muslim No.3947)[5]
 Mereka mencuri karena adanya moral sekuler. mereka lebih percaya pada kekuatan goib padalahal kekuatan seperti itu hanya biasa memberikan kebaikan didunia bersifat sementara. Orang seperti inilah lebih memikirkan tentang kehidupan duniawi, sementara kehidupan akhiratnya mereka lupakan.
Dari uraian sedikit diatas, masih banyak peristiwa dapat dikategorikan sebagai moral sekuler, akan disebutkan dengan satu persatu antara lain:
1.      Perdanganngan manusia

2.      Perbudakan manusia
Perbudakan ini sangat dilarang oleh Allah, sebagaimana dalam Hadis riwayat Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Budak lelakiku (abdi), budak perempuanku! Karena setiap lelaki kamu adalah hamba Allah dan setiap perempuanmu adalah hamba Allah. Tetapi hendaklah ia mengatakan: Hai gulami (anak lelaki kecil), hai jariati (anak perempuan kecil), hai pemuda dan pemudiku”. (Shahih Muslim No.4177)
3.      Risywah (menerima Imbalan tidak sehat)
4.      Monopoli
5.      Dan syirik (percaya pada kekuatan ghoib/setan)

F.     Cara merubah akhlak
Cara merubah akhlak itu melalui pergaulan dengan orang-orang soleh. Hal ini merupakan suatu kebenaran yang telah diterima dn dibuktian oleh pengalaman. Sebagai contoh apabila seseorang membakar sampah dan orang lain ikut mendekat ditempat bakar samaph tersebut maka mereka akan berbau asap sampah yang sudah dibakar, dan apabila orang mendekat pada orang-orang yang memakai minyak wangi-wangian maka orang yang mendakat padanaya akan mendapatkan juga bau wanginya minyak itu. Jadi akhlak dapat dirubah oleh setiap orang yang sehat pikirannya tidak dapat membantah kebenaran hukum ilahi ini. Begitu bergunanya pergaulan tersebut di dunia ini, sehingga jangankan manusia bahkan sesuatuakan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya. (Soma, 2000: 145).[6]

III.           Penutup




[1]Geby  Saputra, “Akhlak Dalam Pandangan Islam”, Diakses dari http://hati.unit.itb.ac.id -/?p=325 19 December 2013
[2] Mihwa, “Akhlaq Kepada Allah SWT”, Diakses dari http://strongdimi.blogspot.com/201-2/01/akhlaq-kepada-allah-swt.html pada 19 Desember 2013.
[3] Hasriman, Dayang, Ely,  Arfah, “Konsep Akhlak Menurut Perspektif Islam”, Diakses dari www.http://sharedslide.com pada 19 Desember 2013.
[4] Al-qur’an dan Terjemahannya juz 1- 30, Edisi Baru (Jakarta: Mekar Karya, 2004). Hlm. 151.
[5] Anonym, “Hadits Web; Kumpulan Dan Referensi Belajar Hadits”, Diakses dari http: //opi.11.0mb.com
[6] Sa’diyah, “pengertian akhlak”, Diakses dari http://angdyah.blogspot.com/,Kamis, 06 Desember 2013.