AKHLAQ
MENURUT PANDANGAN ISLAM
I.
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga hubungan untuk berbuat
sesuatu. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan manusia dengan Allah SWT,
manusia sesama manusia, dan manusia dengan dirinya sendiri. Ketiga Hubungan ini
mengajak manusia mengambil sikap baik sesuai pemikirannya termasuk akhlak.
Dalam
perspektif Islam, Islam merangkum Aqidah dan Akhlak. Akhlak merupakan bagian
dari syariat Islam. Akhlak adalah roh kepada risalah Islam sementara syariat
adalah lembaga jelmaan mengandung roh akhlak. Akhlaq ini tidak dijadikan dasar
terbentuknya suatu masyarakat, tetapi salah satu dasar pembentukan individu. Masyarakat
tidak dapat diperbaiki dengan akhlak, melainkan dengan dibentuknya pemikiran-pemikiran,
perasaan Islami, serta diterapkannya peraturan Islam.
Untuk
menilai baik buruknya suatu akhlak, dapat ditinjau dengan dua pendekatan, yaitu
kebenaran relative dan kebenaran mutlak. Dalam pendekatan kebenaran relative,
nilai sebuah akhlak menjadi relative karena disandarkan pada penilaian
subjektif manusia. Akhlak dianggap baik oleh masyarakat di suatu tempat belum
tentu baik bagi masyarakat di tempat lain, misalnya bagi orang-orang barat bergaul
bebas antara lawan jenis. Namun bagi orang-orang Islam hal seperti itu tentunya
sangat dilarang. Semua tergantung dari pemahaman manusia tentang perbuatan
seseorang dan kebiasaan atau kebudayaan di suatu tempat. Dalam pendekatan
kebenaran mutlak hanya ada satu sudut pandang menyatakan akhlak itu baik atau
buruk. Tidak ada perdebatan diantaranya karena sumber dari penetapan baik dan
buruk itu bersifat pasti. Sebab perintah dan larangan Allah SWT terdapat dalam
Al-Quran.[1] Al-quran
merupakan parameter penentu baik buruknya suatu akhlak tanpa memperhatikan apakah
perasaan manusia menganggapnya baik atau buruk.
Dari
kedua pendekatan diatas, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa penilaian
sebuah ahlak hendaklah disandarkan pada kebenaran mutlak yang terdapat dalam
Al-Quran. Selain itu, akhlak yang biasa kita kategorikan sebagai akhlak yang
baik seperti jujur, sopan, ramah, dan lain-lain bisa saja menjadi akhlak yang
buruk jika hal itu bertentangan dengan perintah dan larangan Allah SWT.
Misalnya, jujur kepada musuh saat perang sangat tidak diperbolehkan karena
dapat merugikan. Pada konteks ini jujur termasuk akhlak yang tercela karena
bisa membocorkan rahasia Negara atau saat perang kita bersikap lemah lembut
terhadap musuh, hal itu tidak diperbolehkan karena sudah menjadi kewajiban kita
untuk mengalahkan musuh saat terjadi peperangan.
Jika
diperhatikan dalam tujuan agama islam, akhlak merupakan pondasi atau dasar
dalam berakhlak kepada siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak
memiliki akhlak positif terhadap Allah SWT, maka ia tidak akan memiliki akhlah
positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak
yang karimah terhadap Allah SWT, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju
kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
Selain
berakhlak kepada Allah SWT, juga sebagai umat muslim harus mempunyai akhlak
kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-satunya manusia paling
mulia didunia dan memang Allah telah memerintahkan manusia untuk berakhlak
kepadanya
Dalam makalah ini penulis dari kelompok satu
akan membahas tentang akhlaq dalam pandangan Islam. Dalam pembahasan tersebut,
akan mencoba menjelaskan tentang definisi aklaq dalam pandangan islam,
menyebutkan ciri-ciri akhlaq Islamiah, fungsi akhlaq, pembentukan akhlak
menurut Islam, akhlaq baik menurut islam, dan akhlaq seorang muslim.
II. Pembahasan
A.
Definisi
Akhlaq dalam Pandangan Islam
Definisi Akhlaq dalam Islam tidaklah hanya dalam
Al-Qur’an menjelaskan tentang akhlaq, namun dalam hadits, kitab-kitab, serta
pendapat para ahli mempunyai pendapat tentang Ahlak. Dalam bahasa Arab akhlaq
adalah Budi
pekerti, perangai, sikap, tabiat. Akhlaq pun dalam sebuah artikel di Internet,
mengemukakan dalam kitab Is’af thalibi Ridhol Khollaq bibayani Makarimil menjelaskan
bahwa, Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai diumpamakan pada manusia sebagai
gambaran batin bersifat maknawi dan rohani.[2]
Sementara dalam Kamus Dewan Akhlaq adalah budi pekerti, kelakuan, watak,
pengetahuan berkaitan dengan kelakuan dan tingkah laku manusia (baik dan jahat)
Dalam perpektif Islam, Ahmad Amin berpendapat,
akhlaq dalam Ilmu Islam adalah ilmu yang menjelaskan Arti baik/buruk,
menerangkan apa yang harus dilakukan oleh manusia kepada manusia lain dan
tujuan perbuatan manusia. Kemudian pendapat Imam al-Ghazali, akhlaq adalah sifat
tertanam dalam jiwa, daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu, serta Menurut Ibnu Maskawih, Akhlaq adalah keadaan jiwa mendorong
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu.[3]
B.
Istilah-istilah
lain dari akhlak
Dalam pembahasan akhlak atau ilmu akhlak ada
beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak atau ilmu akhlak
tersebut. Istilah-istilah itu adalah:
1. Etika
Perkataan
etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam
kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari
filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah
ya’qub “ etika adalah ilmu menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh
akal pikiran
2. Moral
Perkataan
moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Moral merupakan
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia
dengan nilai atau hukum baik dan buruk. Perbedaan antara moral dan etika yaitu,
etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral lebih banyak bersifat
praktis. Etika memandang tingkah laku manusia saecara umum, sedangkan moral
secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.
3. Kesusilaan
Kesusilaan
berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila berasal
dari bahasa sangsekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan
sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Didalam kamus umum
bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan
kesusilaan sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti
sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang susila adalah orang yang
berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang berkelakuan buruk.
C.
Macam-macam
Akhlaq
1. Akhlaq
mulia
-
Ihsan
-
Menyampaikan amanat
-
Etika terhadap Nabi
1. Memanggil
Nabi dengan namanya
2. Meninggikan
suara melebihi suara Nabi
3. Etika
berbicara dengan Nabi
4. Memohon
diri kepada Nabi saat meninggalkan majlisnya
5. Pembicaraan
khusus dengan Nabi
-
Mendamaikan perselisihan antar manusia
-
Mendamaikan antara suami dan isteri
-
Inabah (taubat)
-
Infaq
Funsi infaq:
Infaq-pelindung dari
api neraka
-
Melindungi janda-janda dan orang miskin
-
Mendahulukan kepentingan orang lain
-
Menyempurnakan takaran dan timbangan
-
Berbakti kepada kedua orang tua
-
Silaturahmi
-
Rendah diri dan khusyuk
-
Tolong menolong
-
Berserah diri
-
Takwa
-
Mengagungkan syi'ar Allah tanda
ketakwaan hati
2. Akhlaq-Akhlaq
buruk
-
Menuruti hawa nafsuMengikuti prasangka
-
Berbaur dengan orang-orang bodoh
-
Orang yang paling jelek di sisi Allah
-
Beretika buruk terhadap Allah
-
Sombong dan berbangga-bangga
-
Memanggil dengan nama (julukan) yang
jelek
-
Menipu
-
Berlebih-lebihan
-
Menyebarkan Kejelekan
-
Permusuhan
-
Makan riba
D.
Seorang
muslim wajib berakhlaq
Akhlak
diartikan sebagai sikap atau perbuatan dilakukan oleh manusia kepada Tuhan
sebagai khaliq. Sikap atau perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak
sebagaimana telah disebut dalam latar belakang. Sekurang-kurangnya ada empat
alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.
1. karena
Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air
yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di
firmankan Allah SWT dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
ÌÝ=sù ß`»|¡RM}$# §NÏB t,Î=äz ÇÎÈ t,Î=äz `ÏB &ä!$¨B 9,Ïù#y ÇÏÈ ßlãøs .`ÏB Èû÷üt/ É=ù=Á9$# àYuùÉ=ͬ!#u©I9$#ur ÇÐÈ
Artinya : “(5). Maka hendaklah manusia memperhatikan
dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia diciptakan dari air (mani) yang
terpancar, (7). Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada”.
2. karena
Allah SWT –lah telah memberi perlengkapan panca indera, berupa pendengaran,
penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh
dan sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78 :
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& w cqßJn=÷ès? $\«øx© @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur öNä3ª=yès9 crãä3ô±s? ÇÐÑÈ
Artinya
: “(78). Dan Allah telah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan DIa
memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.
3.
karena
Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT
dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :
* ª!$# Ï%©!$# t¤y â/ä3s9 tóst7ø9$# yÌôftGÏ9 à7ù=àÿø9$# ÏmÏù ¾ÍnÌøBr'Î/ (#qäótGö;tGÏ9ur `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ö/ä3¯=yès9ur tbrãä3ô±s? ÇÊËÈ t¤yur /ä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd çm÷ZÏiB 4 ¨bÎ) Îû Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 crã©3xÿtGt ÇÊÌÈ
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut
untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan
agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam
hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berfikir”.
4.
Allah
SWT –lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan
lautan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’ ayat 70 :
* ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPy#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur ÆÏiB ÏM»t7Íh©Ü9$# óOßg»uZù=Òsùur 4n?tã 9ÏV2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxÅÒøÿs? ÇÐÉÈ
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan
anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di ats banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.[4]
Dari uraian diatas, memang perlu untuk berakhlak
kepada Allah SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan
terdapat perintah Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai seorang muslim
memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.
E.
Akhlaq
seorang muslim di Indonesia lemah
Sesuai dari kondisi di Indonesia, akhlaq akan lemah
jika dilihat dalam pandangan Islam. Ini disebabkan karena keimanan seorang
muslim sedikit demi sedikit akan melemah akibat perkembangan zaman. Moral
manusia lebih mengarah pada moral sekuler. Kata seculer ini dari kata latin saeculum, artinya ruang dan waktu. Ruang
ini menunjuk pada pengertian duniawi, sedangkan waktu menunjuk pada pengertian
sekarang atau zaman kini.
Sebagai contoh, dapat mengambil sebuah cerita
tentang moral sekuler. Cerita yang dimaksud adalah seseorang mengambil atau
mencuri mayat atau pun tali mayat itu sendiri disebuah kuburan. kemudian dari
salah satu hasil curian itu dipakai misalnya tali mayat. Kebiasaan yang seperti
ini dilarang, sebagaimana dalam sebuah hadits di sebutkan bahwa “haram
menggambar binatang dan haram menggunakan permadani dan sebagainya yang jarang
dipakai dan yang ada gambarnya serta bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah
yang ada gambar atau ada anjingnya.
Dari larangan diatas akan diuraikan sedikit
penjelasan melalui hadits para ulaman antara lain:
1. Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
“Kami mempunyai tirai bergambar burung. Orang
yang hendak masuk tentu akan melihat tirai bergambar itu. Lalu Rasulullah saw.
bersabda kepadaku: Gantilah tirai ini sebab setiap kali aku masuk dan
melihatanya aku menjadi teringat akan dunia. Aisyah ra. berkata: Kami mempunyai
sepotong kain beludru yang biasa kami sebut bergambar sutera dan kami
memakainya.” (Shahih Muslim No.3934)
2. Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Setiap tukang gambar itu akan masuk neraka. Allah akan menjadikan baginya
dengan setiap gambar yang ia buat sesosok jiwa yang akan menyiksanya di neraka
Jahanam”. (Shahih Muslim No.3945)
3. Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Aku pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Allah Taala berfirman: Siapa lagi orang yang lebih zalim dari pada
orang yang mencoba membuat ciptaan seperti ciptaan-Ku? Mereka boleh mencoba
menciptakan sebuah atom atau menciptakan biji-bijian atau menciptakan jelai”.
(Shahih Muslim No.3947)[5]
Mereka mencuri
karena adanya moral sekuler. mereka lebih percaya pada kekuatan goib padalahal
kekuatan seperti itu hanya biasa memberikan kebaikan didunia bersifat
sementara. Orang seperti inilah lebih memikirkan tentang kehidupan duniawi,
sementara kehidupan akhiratnya mereka lupakan.
Dari uraian sedikit diatas, masih banyak peristiwa
dapat dikategorikan sebagai moral sekuler, akan disebutkan dengan satu persatu
antara lain:
1. Perdanganngan
manusia
2. Perbudakan
manusia
Perbudakan
ini sangat dilarang oleh Allah, sebagaimana dalam Hadis riwayat Abu Hurairah
ra. Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
“Janganlah sekali-kali salah seorang di
antara kalian mengatakan: Budak lelakiku (abdi), budak perempuanku! Karena
setiap lelaki kamu adalah hamba Allah dan setiap perempuanmu adalah hamba
Allah. Tetapi hendaklah ia mengatakan: Hai gulami (anak lelaki kecil), hai
jariati (anak perempuan kecil), hai pemuda dan pemudiku”. (Shahih Muslim
No.4177)
3. Risywah
(menerima Imbalan tidak sehat)
4. Monopoli
5. Dan
syirik (percaya pada kekuatan ghoib/setan)
F.
Cara
merubah akhlak
Cara merubah akhlak itu melalui pergaulan dengan
orang-orang soleh. Hal ini merupakan suatu kebenaran yang telah diterima dn
dibuktian oleh pengalaman. Sebagai contoh apabila seseorang membakar sampah dan
orang lain ikut mendekat ditempat bakar samaph tersebut maka mereka akan berbau
asap sampah yang sudah dibakar, dan apabila orang mendekat pada orang-orang
yang memakai minyak wangi-wangian maka orang yang mendakat padanaya akan
mendapatkan juga bau wanginya minyak itu. Jadi akhlak dapat dirubah oleh setiap
orang yang sehat pikirannya tidak dapat membantah kebenaran hukum ilahi ini.
Begitu bergunanya pergaulan tersebut di dunia ini, sehingga jangankan manusia
bahkan sesuatuakan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya. (Soma, 2000:
145).[6]
III.
Penutup
[1]Geby
Saputra, “Akhlak Dalam Pandangan
Islam”, Diakses dari http://hati.unit.itb.ac.id -/?p=325 19 December 2013
[2]
Mihwa, “Akhlaq Kepada Allah SWT”,
Diakses dari http://strongdimi.blogspot.com/201-2/01/akhlaq-kepada-allah-swt.html
pada 19 Desember 2013.
[3]
Hasriman, Dayang, Ely, Arfah, “Konsep Akhlak Menurut Perspektif Islam”, Diakses
dari www.http://sharedslide.com
pada 19 Desember 2013.
[4]
Al-qur’an dan Terjemahannya juz 1- 30, Edisi Baru (Jakarta: Mekar Karya, 2004).
Hlm. 151.
[5]
Anonym, “Hadits Web; Kumpulan Dan
Referensi Belajar Hadits”, Diakses dari http: //opi.11.0mb.com
[6]
Sa’diyah, “pengertian akhlak”, Diakses dari http://angdyah.blogspot.com/,Kamis,
06 Desember 2013.